Sindrom Carpal Tunnel: Gangguan Pergelangan Tangan yang Sering Diabaikan
Carpal Tunnel Syndrome Causes, Symptoms, Diagnosis, and Treatment
Okt 16 2025
3 menit baca

Sindrom Carpal Tunnel: Gangguan Pergelangan Tangan yang Sering Diabaikan

Sindrom Carpal Tunnel (CTS) adalah kondisi saraf terjepit yang paling umum terjadi di seluruh dunia, dan saat ini diperkirakan memengaruhi sekitar 4-5% populasi.¹ Pergeseran gaya hidup modern, khususnya dalam penggunaan smartphone, tablet, dan komputer dalam waktu lama, ditambah lagi dengan rutinitas yang membuat tubuh semakin kurang bergerak, telah menyebabkan peningkatan angka kejadian CTS selama dekade terakhir.

Apa Itu Sindrom Carpal Tunnel?

Sindrom Carpal Tunnel terjadi ketika saraf besar di tangan (saraf median) tertekan saat melewati terowongan karpal, yaitu sebuah lorong sempit di pergelangan tangan yang terbentuk dari tulang dan ligamen. Gejala khas yang pertama kali muncul biasanya adalah rasa kebas atau kesemutan pada malam hari di area ibu jari , telunjuk, jari tengah, dan setengah bagian dari jari manis. Jika dibiarkan tanpa penanganan, tekanan yang berlangsung lama ini bisa menyebabkan mati rasa permanen, dan pada akhirnya otot di pangkal ibu jari menjadi mengecil atau menyusut.

Penyebab Sindrom Carpal Tunnel

Panduan terbaru dari American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS) tahun 2024 menekankan bahwa Sindrom Carpal Tunnel disebabkan oleh banyak faktor gabungan.² Beberapa penyebab utama dan faktor risiko yang paling sering ditemukan antara lain:

  1. Gerakan Tangan yang Itu-itu Saja: Aktivitas yang membuat pergelangan tangan dan jari bergerak berulang terus-menerus, seperti mengetik, pekerjaan pabrik, merajut, atau bermain game.
  2. Penggunaan Gawai Berlebihan: Memakai smartphone atau tablet lebih dari 2 jam sehari, terutama dengan posisi pergelangan tangan yang menekuk terus-menerus dan ibu jari yang aktif bergerak.³ ⁴
  3. Posisi Komputer yang Kurang Tepat: Bekerja di depan komputer lebih dari 10-12 jam sehari dengan posisi yang tidak nyaman, misalnya keyboard terlalu tinggi sehingga pergelangan tangan tertekuk ke atas.
  4. Gaya Hidup Kurang Gerak dan Obesitas: Indeks Massa Tubuh (IMT) 30 atau lebih dapat menggandakan risiko CTS. Ini disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam tubuh dan perubahan pada pembuluh darah kecil.
  5. Penyakit atau Kondisi Medis Tertentu: Seperti diabetes, kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme), rematik (rheumatoid arthritis), dan pembengkakan saat hamil.
  6. Cedera atau Kelainan Bentuk Pergelangan Tangan: Pernah mengalami cedera seperti patah tulang atau dislokasi, atau memiliki bentuk terowongan karpal yang lebih sempit sejak lahir.
  7. Faktor Keturunan: Memiliki keluarga inti (orang tua atau saudara kandung) yang menderita CTS dapat meningkatkan risiko penderita hingga 2 kali lipat.

Gejala Sindrom Carpal Tunnel

Gejala utama CTS biasanya terjadi perlahan, meliputi:

  • Kebas atau kesemutan di area ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, yang seringkali memburuk di malam hari dan mengganggu tidur.
  • Genggaman tangan terasa lemah, ketidakcekatan tangan, atau sering tanpa sengaja menjatuhkan barang.
  • Nyeri pada pergelangan tangan yang muncul saat beraktivitas.
  • Pada tahap lanjut, dapat terjadi mati rasa permanen dan pengecilan otot pangkal ibu jari.

Diagnosis

Diagnosis Sindrom Carpal Tunnel umumnya dikeluarkan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik. Jika diperlukan, konfirmasi dapat dilakukan lebih lanjut melalui tes penunjang seperti Tes Hantar Saraf (NCS - Nerve Conduction Studies), yang bertujuan untuk melihat adanya perlambatan sinyal motorik pada saraf di pergelangan tangan sebagai indikasi kuat adanya tekanan. Selain itu, pemeriksaan USG (Ultrasonografi) juga dapat digunakan untuk melihat kondisi saraf secara visual, terutama untuk mendeteksi adanya pembengkakan pada saraf median di area pergelangan tangan.

Penanganan Sindrom Carpal Tunnel

Penanganan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala:

  • Perawatan Awal: Menggunakan splint (penyangga) pergelangan tangan di malam hari dan mengubah aktivitas yang memicu gejala.
  • Terapi Tambahan: Suntikan kortikosteroid dengan panduan USG dapat meredakan gejala jangka pendek yang signifikan. Terapi seperti yoga juga bisa membantu.
  • Operasi: Direkomendasikan jika perawatan awal (setelah 6 minggu atau lebih) tidak berhasil atau jika ada temuan kerusakan saraf yang parah. Prosedur endoskopi memungkinkan waktu pemulihan kembali bekerja yang lebih cepat.

Pencegahan Sindrom Carpal Tunnel

  • Jaga postur pergelangan tangan agar tetap dalam posisi lurus (netral) saat bekerja atau menggunakan gawai.
  • Terapkan aturan 30-30: istirahat selama 30 detik setiap 30 menit untuk melakukan peregangan jari dan pergelangan tangan.
  • Manfaatkan fitur voice-to-text atau gunakan keyboard eksternal untuk mengurangi aktivitas mengetik di smartphone.
  • Jaga berat badan ideal (IMT < 25), kendalikan gula darah, dan rutin berolahraga.

Prognosis

Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat sesuai panduan medis, lebih dari 85% pasien berhasil meredakan gejala yang bertahan lama atau bahkan sembuh sepenuhnya. Namun, sangat penting untuk tidak menunda pengobatan. Penundaan operasi, terutama jika kondisi mati rasa sudah menetap selama lebih dari 6 bulan, dapat membuat pemulihan fungsi indra perasa menjadi lebih sulit dan kurang maksimal.